Sutradara: Djun Saptohadi
Penulis: Djoko S Koesdiman, Wijono Soewardjo
Pemeran: George Rudy, Baron Achmadi, Harun Syarief, Ali Albar, Advent Bangun, Eva Arnaz, Bram Adrianto
Warna: Warna
Bahasa: Indonesia
Di tengah kelananya, ia bertemu pendeta Loh Gawe (Ali Albar) yang banyak memberikan ilmu kepemimpinan. Sementara itu, Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung (Advent Bangun) berhasil menculik Ken Dedes (Eva Arnaz) untuk dijadikan isteri. Atas jasa Loh Gawe, Ken Arok dapat diterima menjadi prajurit di Tumapel. Sejalan dengan karirnya di istana, begitu Ken Arok melihat Ken Dedes, ia langsung jatuh cinta. Niat buruk untuk membunuh Tunggul Ametung pun muncul di benaknya.
Karena Loh Gawe tidak setuju dengan niatnya, Ken Arok meminta restu ayah angkatnya, Bango Samparan. Maka ia lalu memesan keris kepada Empu Gandring. Kecewa atas pesanan keris yang tidak kunjung selesai, Ken Arok marah dan membunuh Empu Gandring dengan keris yang dipesannya. Sebelum meninggal, Gandring sempat mengutuk Ken Arok, bahwa ia juga akan mati oleh keris itu. Di istana, Ken Arok menitipkan kerisnya kepada Kebo Ijo (Bram Adrianto), perwira sombong yang suka pamer dan mengatakan bahwa keris itu adalah miliknya sendiri. Suatu malam, Ken Arok mencuri kerisnya dari Kebo Ijo lalu membunuh Tunggul Ametung. Rakyat Tumapel gempar, dan menuduh Kebo Ijo sebagai pembunuhnya. Niat Ken Arok mengawini Ken Dedes tercapai sudah, bahkan menggantikan kedudukan Tunggul Ametung dan mengembangkan kerajaan. Ken Arok tetap tidak terhindar dari kutukan Empu Gandring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar